Green Canyon Pangandaran, Ciamis.
Ngomongin soal Green Canyon, pasti sudah gak asing lagi ditelinga
orang-orang yang suka jalan. Wisata lokal yang mendunia ini emang pantas
dijadikan salah satu destination wajib dikunjungi di Jawa Barat. Tepatnya di
daerah Pangandaran, Kota Ciamis terdapat sungai bernama Cijulang yang mengalir
ke Pantai Batukaras menembus gua stalakmit dan stalaktit luar biasa di
sepanjang tepian sungainya. Hamparan batuan cadas dari kecil sampai besar dan
juga rimbunnya pepohonan bisa ditemukan di Cukang Taneuh ini. Konon katanya
istilah Green Canyon diberikan oleh turis asing dari Perancis pada awal tahun
90an saat dia melintasi sungai Cijulang dengan perahu karet. Sedangkan bagi
warga setempat, namanya adalah Cukang Taneuh (Jembatan Tanah) dalam bahasa
Sunda.
Climb |
Awal Februari ini saya dengan teman-teman seperjuangan di kelas Teknik
Sipil berkesempatan berpetualang mengarungi derasnya aliran sungai Cijulang. Kenapa
deras? Karena sekarang ini adalah musimnya hujan dan saya sebelumnya sudah
menduga kalo airnya pasti keruh dan alirannya deras. Tadinya perkiraaan saya
itu sekedar rafting biasa menggunakan perahu karet, tapi ternyata tidak
menggunakan perahu alias body rafting.
Dan ini yang edaaaaan, seumur hidup saya belum pernah merasakan body
rafting apalagi arus airnya bisa dibilang gila begini. Begitu sampai di pos I
tempat kami berganti pakaian dengan memakai peralatan body rafting dari tim
porter, saya bergegas turun kebawah menuruni anak tangga seadanya yang ada
disana untuk sampai ke Gua Bau (titik pertama mencelupkan diri).
Depresi pertama |
Bener banget kenapa dinamakan Gua Bau (‘gua’ ya bukan ‘gua=gw’
yang bau), baru sampai didepannya aja saya sudah merasakan nyiyirnya bau kotoran
kelelawar aka kalong aka kampret,dkk. Oiya sebenernya dari atas gua saya sudah
agak merinding liat arus airnya ditambah warna keruhnya. Beda sama yang saya
lihat di internet arusnya tenang dan warnanya turquoise. Nah disitulah saya
mulai berdoa sebanyak-banyaknya yang bisa keucap dimulut sebelum meluncur
‘panik’. Terus terang aja saya ngga mau nama saya ada di halaman depan koran kota Ciamis besok paginya... naudzubillah...
Beratnya narik makhluk ini |
Adrenalin langsung berpacu begitu saya turun ke air untuk menyeberang dan naik ke bebatuan lalu harus memanjat ditambah lompat lagi ke air dari ketinggian 3 meter lebih. Kemudian melewati arus tenang lumayan lama sampai saya bisa menenangkan diri kalo ngga terjadi apa-apa barusan,,,, Haha. Tapi setelah itu kami bertemu jeram pertama dengan arus derasnya, dan kami diharuskan melalui jalur itu untuk lanjut menyusuri sungai ini. Dan kejadian ini berulang kali saya dan kawan-kawan lakuin sepanjang 3 kilometer. Kedinginan, tenggelam, kemasukan air dari hampir semua lubang.. hehe, kepleset dan masih banyak lagi, saya rasain diperjalanan yang memakan waktu empat jam itu. Niat awal yang mau lebih banyak nikmatin waktu buat lihat indahnya stalaktit, batuan dan pepohonan harus berubah waktu berada diair. Yang kepikiran dikepala cuma gimana caranya tetep bisa sampai kerumah dengan selamet met met. But after all, saya sangat menikmati berpetualang di aliran sungai Cijulang.
Arus liarnya |
Dari Jakarta bisa ambil rute ke Bandung –
Tasikmalaya – Ciamis Kota – Kota Banjar – Pangandaran.