Cukang Taneuh (Green Canyon), Pangandaran

By argimargie   Posted at  Februari 22, 2016   Adventure No comments
Dibawah Stalaktit
Green Canyon Pangandaran, Ciamis. 
Ngomongin soal Green Canyon, pasti sudah gak asing lagi ditelinga orang-orang yang suka jalan. Wisata lokal yang mendunia ini emang pantas dijadikan salah satu destination wajib dikunjungi di Jawa Barat. Tepatnya di daerah Pangandaran, Kota Ciamis terdapat sungai bernama Cijulang yang mengalir ke Pantai Batukaras menembus gua stalakmit dan stalaktit luar biasa di sepanjang tepian sungainya. Hamparan batuan cadas dari kecil sampai besar dan juga rimbunnya pepohonan bisa ditemukan di Cukang Taneuh ini. Konon katanya istilah Green Canyon diberikan oleh turis asing dari Perancis pada awal tahun 90an saat dia melintasi sungai Cijulang dengan perahu karet. Sedangkan bagi warga setempat, namanya adalah Cukang Taneuh (Jembatan Tanah) dalam bahasa Sunda.
Climb
Awal Februari ini saya dengan teman-teman seperjuangan di kelas Teknik Sipil berkesempatan berpetualang mengarungi derasnya aliran sungai Cijulang. Kenapa deras? Karena sekarang ini adalah musimnya hujan dan saya sebelumnya sudah menduga kalo airnya pasti keruh dan alirannya deras. Tadinya perkiraaan saya itu sekedar rafting biasa menggunakan perahu karet, tapi ternyata tidak menggunakan perahu alias body rafting.
Dan ini yang edaaaaan, seumur hidup saya belum pernah merasakan body rafting apalagi arus airnya bisa dibilang gila begini. Begitu sampai di pos I tempat kami berganti pakaian dengan memakai peralatan body rafting dari tim porter, saya bergegas turun kebawah menuruni anak tangga seadanya yang ada disana untuk sampai ke Gua Bau (titik pertama mencelupkan diri).  

Depresi pertama
Bener banget kenapa dinamakan Gua Bau (‘gua’ ya bukan ‘gua=gw’ yang bau), baru sampai didepannya aja saya sudah merasakan nyiyirnya bau kotoran kelelawar aka kalong aka kampret,dkk. Oiya sebenernya dari atas gua saya sudah agak merinding liat arus airnya ditambah warna keruhnya. Beda sama yang saya lihat di internet arusnya tenang dan warnanya turquoise. Nah disitulah saya mulai berdoa sebanyak-banyaknya yang bisa keucap dimulut sebelum meluncur ‘panik’. Terus terang aja saya ngga mau nama saya ada di halaman depan koran  kota Ciamis besok paginya... naudzubillah...



Beratnya narik makhluk ini
Adrenalin langsung berpacu begitu saya turun ke air untuk menyeberang dan naik ke bebatuan lalu harus memanjat ditambah lompat lagi ke air dari ketinggian 3 meter lebih. Kemudian melewati arus tenang lumayan lama sampai saya bisa menenangkan diri kalo ngga terjadi apa-apa barusan,,,, Haha. Tapi setelah itu kami bertemu jeram pertama dengan arus derasnya, dan kami diharuskan melalui jalur itu untuk lanjut menyusuri sungai ini. Dan kejadian ini berulang kali saya dan kawan-kawan lakuin sepanjang 3 kilometer. Kedinginan, tenggelam, kemasukan air dari hampir semua lubang.. hehe, kepleset dan masih banyak lagi, saya rasain diperjalanan yang memakan waktu empat jam itu. Niat awal yang mau lebih banyak nikmatin waktu buat lihat indahnya stalaktit, batuan dan pepohonan harus berubah waktu berada diair. Yang kepikiran dikepala cuma gimana caranya tetep bisa sampai kerumah dengan selamet met met. But after all, saya sangat menikmati berpetualang di aliran sungai Cijulang.
Arus liarnya

Muke Pasrah




Biaya yang harus dibayarkan untuk olahraga edan ini sebesar 200k/org. Dibilang mahal mungkin bisa aja yaakk, tapi kalo menurut saya sebanding dengan fasilitas yang didapet seperti asuransi, makan dan yang bikin saya salut itu kerja para porternya yang sigap membantu masing-masing pengunjung yang hampir tenggelam dan ngga bisa meneruskan perjalanan. Buat yang betul-betul ingin santai nikmatin amazingnya Green Canyon Pangandaran  ini baiknya jangan datang dimusim hujan, sebab kalo datang dimusim hujan bakalan ngga ada cerita bisa santai selama berenang.










Lokasi :  Desa Kertayasa, Kecamatan CijulangKabupaten Ciamis ± 31 km dari Pangandaran

Dari Jakarta bisa ambil rute ke Bandung – Tasikmalaya – Ciamis Kota – Kota Banjar – Pangandaran.



















Proses ?

By argimargie   Posted at  Februari 17, 2016   Random No comments




Februari memasuki pertengahan bulannya di kalender menuju hari-hari terakhir sebelum waktunya gajian, hehehe. Perasaan makin lama hidup di bumi makin ngga terasa waktu lalu lalang begitu cepatnya. Lagi-lagi pake perasaan, padahal saya bukannya orang yang suka dikit-dikit bawa perasaan yaa... haha.

Semakin cepet semuanya berlalu sampe hampir lupa usia juga makin bertambah tua. Oh tidak! Saya termasuk orang yang mengidap syndrom semacem takut tua "apa ada ya istilah buat hal kaya gitu?". Okay... sekarang dengan sepuluh tahun lalu itu udah berbeda, dari apa yang diangankan akan begini nantinya atau begitu nantinya waktu itu sama sekali nggak ada yang nyangka. Persis dimasa satu dasawarsa lalu saya masih optimis bisa jadi seorang pesepakbola layaknya Javier Zanetti, eh jangan Zanetti lah terlalu ngaco. Ya minimal kaya Tugiyo deh (udah minimal bener), pemain PSIS Semarang yang nyetakin gol ke gawang PSM di final Liga Indonesia tahun 2000an.

Tapi apa daya harapan itu sirna 'error 404' setelah kutahu sekarang posisiku bukan dilapangan sepakbola melainkan dilapangan suatu proyek pembangunan gedung dan semacemnya. Namanya juga cita-cita jaman bocah, sedapetnya mikir atau tanpa dipikir aja ngejadiin cita-cita yang keliatannya enak. Ternyata masa ke masa dari umur itu ke sekarang betul-betul emang gak bisa disangka. Saya bisa pergi kesana, bisa ada disini, ketemu orang A sampe Z, bermacam rupa, berbeda watak, dan sebagainya. Ada ketemu orang yang bermanfaat adapula ketemu orang yang merugikan.

Jadi teringat obrolan dengan temen soal apa itu proses. Sekitar dua bulan lalu ada seorang temen yang ngajak ngobrol tentang masing-masing pekerjaan yang kita alami didunia masing-masing. Sebut saja namanya John, orangnya tenang dan salah satu orang yang paling tenang yang saya kenal selam hidup bertahun-tahun. Sambil seruput kopi dan menghisap rokok kreteknya dia yang langsung memulai pembicaraan. Dia lebih banyak cerita soal perjalanan karirnya dari umur 20an sampe sekarang diumur 35 tahun. Kalo dilihat dari fisik orang ini sama sekali ngga keliatan kalo umurnya udah kepala tiga, tadinya saya kalo panggil dia langsung dengan namanya tapi setelah tau semuanya jadi berubah dengan panggilan 'bang' hehe. Gileee beda sepuluh tahun lebih dibanding saya sendiri, gimana gak segen coba?? . Singkat cerita doi udah berkali-kali ngerasain kerja diberbagai bidang, bisa dibilang dia orang yang serabutan (apa aja bisa dilakuin) mungkin juga karena basicnya orang perantau dari seberang.

Karena ini orang agak serius juga ceritanya, saya sampe kalah talk posession 80%-20% siang itu. Cuma bisa nyimak dan dengerin dengan agak serius pula buat ngimbangin suasana. Dan lanjutlah kisahnya ke kejadian pahit yang menurutnya jadi titik balik hidup dia. Di akhir tahun 2000an intinya dia kehilangan pekerjaannya dan hampir semua tabungan yang dia punya dari sekian tahun. Dan dari kejadian itu, seterusnya dia cuma diem dirumah dan banyak ngabisin waktunya diwarnet tiap malem selama setahun lebih. "Kerjaan gue cuma main game sambil cari informasi loker bro, begitu terus..." cerita dia.

Sampai di satu malem diwarnet, jam 2 pagi ada kawan lamanya dia dateng ke warnet lalu ngasih info kalo ada lowongan disalah satu hotel terkenal di Jakarta sebagai teknisi atau bagian perawatan gedung. Akhirnya dia coba tuh masukin lamaran kesana lewat temennya yang ngabarin dia sebelumnya. Selang seminggu ternyata dia langsung dipanggil untuk interview dengan usernya digedung itu. Dan diterimalah sebagai karyawan dengan kontrak setahun dan dapet opsi menjadi karyawan tetap jika kinerjanya bagus.

What happen now ??? Yaa sekarang dia udah jadi karyawan tetap dengan penghasilan yang dia bilang lebih dari cukup buat hidup dan nabung. Malah uniknya hanya berselang enam bulan setelah dapet kerjaan, dia juga dapet pasangan hidup yang karirnya justru lebih baik dari dia. Hal ini yang sama sekali ngga dia sangka-sangka sebelumnya, karena semua kejadian dan prosesnya terasa cepat buat dia.

"Begitu bro.... kita emang ngga akan tahu apa yang bakal kita dapetin atau temuin kedepannya. Tapi selama melewati masa-masa menuju kedepan itu pasti banyak kejadian yang ngga terduga. Nah nanti pasti lo bakal sadar kalo disitulah hal-hal yang bakal jadi pelajaran. Itu yang dibilang proses broo.." penjelasan John dengan lugas.



Adabul Insan : Pasal Keempatbelas & Kelimabelas

By argimargie   Posted at  Februari 16, 2016   Book No comments



KITAB  ADABUL INSAN

Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang Keempatbelas: Adab Mengantar Jenazah yaitu Kurung Batang Orang Mati

Bermula sunah berjalan di hadapan jenazah dan di sampingnya dengan diam jangan bercerita satu sama lain melainkan masing-masing dengan kelakuan orang yang dapat kesusahan dan masing-masing beringat bahwa ia juga nanti dapat mati supaya ia boleh bertobat dari segala dosa dan tiada ada lagi niat hendak membuat kejahatan.
Sebagai lagi tiada sunah membaca tahlil dengan suara keras-keras di jalanan malahan itu menjadi suatu penontonan (tontonan, pen) pada lain bangsa melainkan jikalau ia hendak tahlil atau mendoakan mayit maka itu dengan pelahan-lahan saja.
  


Pasal  yang Kelima belas: Adab Puasa Bulan Ramadhan

Bermula wajib atas kita mengetahui lebih dahulu  di sini  aturan masuk keluar bulan dalam hukum agama. Bermula itu bulan Islam ada yang hari-harinya tiga puluh dan ada yang dua puluh sembilan maka tiada ada yang tiga puluh satu atau yang dua puluh delapan. Adapun aturan almanak yang dipakai buat menentukan tiap-tiap sehari bulan di dalam perkara dagang atau kawin, maka yaitu berganti satu bulan tiga puluh hari dan satu bulan dua puluh sembilan hari.
Tetapi, di dalam perkara puasa dan lebaran, maka agama tiada pakai itu almanak atau hisab palak buat menentukan sehari bulan dan juga agama tiada menentukan hari-harinya suatu bulan yang akan datang, melainkan yang agama pakai yaitulah wajib melihat bulan jua. Maka apabila kelihatan suatu bulan di dalam suatu malam, maka malam ketiga puluhnya jika dapat kelihatan bulan yang baru, maka ketiga inilah diketahui bahwa bulan yang telah lalu itu harinya dua puluh sembilan saja. Adapun jikalau malam tiga puluh itu tiada dapat kelihatan bulan yang baru itu dari sebab kecilnya atau sebab ketutup awan mega sekalipun bulan yang baru itu pada hisabnya sudah tinggi. Maka jika tiada kelihatan, maka wajib di malam itu dijadikan malam ketiga puluh bagi bulan yang lalu itu. Maka ketiga itulah  diketahui bahwa bulan itu hari-harinya genap tiga puluh hari, maka besok malamnya barulah agama pakai buat sehari bulan yang baru dan tiada perduli sekalipun  amat tinggi. Maka dari itu jikalau orang yang tiada mengerti perkara agama, maka ia sangka salah itu bulan sudah tinggi dibuat sehari bulan.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Adapun perkara penglihatan bulan, maka jikalau nampak di mata orang banyak, maka tiada ada bicaranya lagi di dalam ketentuannya. Adapun jikalau tiada nampak mata orang banyak maka tiba-tiba ada saksi yang mengaku dapat lihat bulan, maka syaratnya yang tersebut dalam kitab-kitab agama yaitu bahwasanya saksi itu syaratnya adil. Dan itu orang yang adil terlalu banyak syarat-syaratnya. Hal yang ada pada zaman sekarang ini dan juga syaratnya lagi, bahwa saksi-saksi itu dapat dipercaya oleh orang-orang padanya. Karena belum tahu mendusta dan syarat pula bahwa bulan itu sampai pada watas yang boleh dapat dilihat oleh orang-orang yaitulah yang dikata (makan?). Adapun jikalau tiada dapat kedua syarat-syarat yang akhir ini, maka ketolak saksi-saksi yang mengaku lihat bulan adanya.

Maka itulah yang tersebut di dalam kitab-kitab agama yang ma’tamad adanya. Adapun perkara aturan saksi-saksi punya melihat bulan maka lihat bulan, maka telah kami karang di dalam kitab bernama Taudihul Adillah adanya.

Silenzio Stampa Nerazzurri

By argimargie   Posted at  Februari 15, 2016   Sports No comments


Lagi-lagi klub kesayangan harus kalah dari salah satu tim di lima besar klasemen sementara seri A. Kecewa pisan lah rasanya apalagi bermacam bully-bullyan dateng dari temen-temen yang notabene tifosi Juve dan Milan. Rada ngenes rasanya ngeliat klub mereka merajalela dipapan atas. Semalem Inter takluk dari Fiorentina yang sekarang naik ke peringkat ketiga klasemen. Naasnya gol penentu terjadi dimenit akhir injury time, seperti yang udah sering kejadian sebelumnya kalo lini belakang Inter rawan dimenit-menit akhir. Dan hal ini pun semalem terjadi lagi, ditambah pula kartu merah Telles dipermulaan babak kedua jadi salah satu sebab gagal dapet minimal satu poin. 
\
Padahal Inter sempet unggul lebih dulu lewat kreasi serangan dari Kondogbia-Palacio-Brozovic di babak pertama. Tapi emang permainan tim bisa dibilang lebih menurun dibanding setengah musim pertama. Buktinya ball posession Inter yang sekarang turun drastis setiap kali pertandingan, ngga cuma lawan tim papan atas tapi lawan tim-tim medioker juga sering kalah. Handanovic yang udah terkenal lewat blok-blok terhadap tendangan pun akhirnya jebol terus karena pertahanan tim terlalu rapuh membendung serangan tim-tim Italia yang sekarang. Akibat kekalahan terakhir staff tim Inter tidak menghadiri konferensi pers setelah pertandingan (Silenzio Stampa) di Artemio Franchi . Harusnya sih dari kemarin-kemarin ya begini bukannya semalem.

Dalam sebulan terakhir begitu cepetnya posisi Inter turun dari peringkat satu ke peringkat lima. Selisih poin ketinggalan 12 angka dari Juve dan tinggal unggul dua poin dari Milan di peringkat enam. Dan Milan akhir-akhir ini juga udah mulai sering menang. Melihat kualitas tim Inter bisa dibilang lumayan untuk target finish 3 besar, cuma emang posisi fullback kualitasnya ketinggalan sama tim lain. Yang paling mengecewakan pelatihnya masih merubah rubah formasi terus sampe tadi malem. Sebenernya ini inti dari buruknya performa Inter sebulan terakhir. Pokoknya kecewa lah sama Mancini yang belum bisa ngebentuk tim sejauh ini, padahal semua pemain yang dia butuh berhasil didatangkan diawal musim.

Please bring Mourinho back to Meazza Pak Erick !!!!!!!!



Adabul Insan : Pasal Kesebelas, Keduabelas & Ketigabelas

By argimargie   Posted at  Februari 15, 2016   Book No comments


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi

Pasal yang Kesebelas: Adab Pergi Sembahyang Hari Raya

Bermula sunah mandi dan memakai pakaian yang paling bagus yang harus dipakai dan yang harum. Adapun jikalau hari raya Syawal maka sunah makan sebelumnya pergi sembahyang dan jikalau hari raya haji maka sunah bersembahyang lebih dahulu dari makan dan sunah segera-segera sembahyang Ied keduanya itu kira-kira pukul tujuh lebih afdol dan juga mandi… luas waktu melebaran sesudahnya sembahyang Ied sebagai lagi tiada sunah berebut bersalaman pada khotib waktu turun dari mimbar atau cium pusarnya malahan itu bidah dan tiada sunah bercium satu sama lain.
Adapun bermaaf-mafan satu sama lain maka yaitu terpuji pada syar’i kapan saja masanya demikianlah adanya.



                                                                                                                                                           Pasal yang Keduabelas: Adab Pergi Menengok Orang Sakit

Bermula jikalau pergi kepada orang yang sakit maka jangan lama-lama duduk di tempatnya melainkan jika orang yang sakit itu minta ia lama duduk padanya dan jangan membawa cerita yang menakuti atau menjengkelkan kepada yang sakit itu atau menyusahkan hatinya dan sekalipun yang sakit sudah payah maka jangan kasi tampak padanya bahwa ia dekat mati dengan menangis di hadapannya atau minta maaf padanya.
Adapun sunah yaitu menyenangkan hati yang sakit dengan cerita-cerita menyenangkan hatinya dan mengharapkan sembuhnya. Adapun jikalau sangat payahnya maka dibacakan Surat Yassin dan Talkinkan di kupingnya laa ilaha illallah.      

                                                                                           

                                                                                                                           
Pasal yang Ketigabelas: Adab Pergi Melawat ke Rumah Orang yang Kematian

Bermula sunah membawa makanan yang matang atau sedekah kepada ahli mayyit dan menghiburkan hatinya dan mendoakan yang mati atau membacakan Quran dan tahlil sekalipun sebelumnya dimandikan mayyit itu maka jangan bercerita banyak atau mengocok-ocok banyak tertawa maka sekalian itu patut di rumah orang kawin maka bukan di rumah orang kesusahan kematian

Demikian pula orang perempuan yang datang ke rumah orang kematian maka tiada patut mengomong ribut-ribut atau tertawa dibuat seperti hari bumbu di rumah orang kawin maka sekalian itu menumbuhkan kesusahan hati ahli mayyit dan juga bersalahan yang demikian itu pada aturan syar’i adanya.

Adabul Insan : Pasal Kesembilan & Kesepuluh

By argimargie   Posted at  Februari 15, 2016   Book No comments

KITAB  ADABUL INSAN

Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi

Pasal yang Kesembilan: Adab Membuat Ibadah kepada Allah Ta’ala

Bermula ibadah yang paling afdal itu membuat sembahyang dan puasa dan membaca qur’an dengan tajwidnya dan dengan tiada pakai adu qiroati dan membaca istigfar dan tahlil yang betul hurufnya dan lafadznya yang betul. Maka bukan hail atau lahit lahit maka sekalian ini dosa besar. Dan sunah membaca solawat dan doa-doa dan dzikir-dzikir yang warid yang telah diamalkan oleh Rasulullah  SAW yaitu seupama yang ada sekalian itu di kitab miskailhoir  adanya.

Adapun perkara masuk tarekat sopiyyah seupama tarekat naqsabandiyyah atau lain-lain tarekat maka yaitu banyak syaratnya maka macam kita belum sampai di pinggir pagarnya maka barang yang dikerjakan oleh orang-orang zaman sekarang yang dinamakan tarekat maka yaitu jauh sekali-kali pada hal ihwal ulama tarekat yang benar. Istemewa pula jika ada niat akan mendapat suatu keuntungan seupama barang yang manis atau pangkat memerintah atau kesaktian atau menjadi keramat, maka dengan yang demikian ini patut dikasi nama tarik ikat adanya. Sebagai lagi sekalipun niatnya akan mendapat pahala dan mendapat pangkat tinggi di perkara agama, akan tetapi tiadalah suci yang demikian itu dari ujub dan tekebur melebihkan diri daripada orang-orang yang tiada masuk tarikat.

Dengan keliru yang telah disebut oleh ulama –ulama tarekat yang benar yaitu yang dinamakan magrur yaitu orang yang menyangka dirinya benar sendiri, padahal sebenarnya ia salah dan ia keliru adanya. Sebagai lagi barangsiapa hendak mengetahui akan hal ihwal tarekat lebih panjang dari ini, maka adalah itu pada kitab “An nasihat anikah” dan kitab “ Wasyikatul Wafiyyah” dengan segala dalilnya dan telah di sahihkannya oleh ulama mufti Mekkah. Adapun jikalau ada yang berkehendak pada yang lebih pendek, maka ada pula sebuah risalah yang pendek bernama Buku Kecil Perkara Tarekat jua adanya.




Pasal yang Kesepuluh:  Adab Pergi Sembahyang Jumat

Bermula lebih dahulu  sunah mandi dan berpakaian yang putih lagi bersih lagi harum dan apabila hendak masuk masjid maka setelah ia masuk kaki kanan beserta membaca doa masuk masjid. Maka setelah ia masuk ke dalam masjid maka berniat sunat iktikaf dan sunah bersembahyang dua rakaat tahiyatul masjid jika tiada atasnya qodo sembahyang. 

Adapun jikalau ada atasnya qodo, maka bersembahyang qodo seboleh-bolehnya, kemudian  maka ia duduk membaca surat Al Kahfi  dan salawat sebelumnya waktu kotbah  dan membaca ia dengan suara perlahan –lahan , maka apabila khotib membaca khotbah , maka jangan lagi membaca suatu apa-apa dan jangan cerita (ngobrol, pen) melainkan wajib masing-masing memasang kupingnya mendengarkan  khotbah.    

Sebagai lagi hendaklah imam jumat itu terlebih mengerti hukum sembahyang dan terlebih baik bacaannya dan tingkah lakunya dan terlebih bersih putih pakaiannya jua adanya. 


Dulu Dikira, Tapi Ah Ternyata .......

By argimargie   Posted at  Februari 08, 2016   Inspiration No comments



DULU DIKIRA yang keren itu kalau bisa melafadzkan hermes, chanel atau louis vuitton dengan benar..., TAPI ternyata apalah artinya saat gak bisa bedakan lafadz huruf hijaiyah 'da' dan 'dza', 'ta' dan 'tsa', juga 'sya' dan 'sha'..., apalagi sampai usia segini belum bisa ngaji tartil...

DULU DIKIRA yang keren itu kalo bisa naik pesawat melancong keluar negeri lalu foto2 di berbagai negara, napak tilas artis2 terkenal..., TAPI ternyata apalah artinya saat gak pernah mengunjungi Baitullaah dan Masjid Rasulullaah..., dan usia keburu habis tak bisa dikembalikan...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau anak masih kecil bisa bahasa asing.. bhs inggris.., fasih nyanyiin lagu barat.., sehari2 tinggal di Indonesia dengan bahasa ibu bahasa asing..., TAPI ternyata apalah artinya saat ditanya siapa penciptanya bahkan anak gak bisa menyebut Allah dengan lantang...asing dengan doa sehari2 seolah gak pernah hidup untuk ibadah...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau suami istri matching kemana2 serasi.., dandanan mesti maksimal.., TAPI ternyata apalah artinya jika gak jadi partner untuk perkara akhirat.., gak saling tolong dan menasihati dalam perkara agama.., lebih pentingkan penampilan dibanding hakikat suami istri yang sesungguhnya...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau rumah bagus..ala rancangan arsitek yang kekinian.., TAPI ternyata apalah artinya jika yang paling dibenci adalah pengeluaran untuk pembangunan rumah2 secara mubazir.., apalagi jika di dalamnya tidak dipenuhi dengan ibadah dan jarang dibacakan ayat2 Allah...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau toilet mewah dan closet duduk..ala hotel dan rumah orang berada..., TAPI ternyata apalah artinya jika itu berlawanan dengan perintah Nabi kita yang justru lebih tahu perkara yang baik bagi umatnya dunia akhirat.., dan sungguh toilet itu rumahnya setan...betah berlama2 disana artinya betah di rumah setan...


DULU DIKIRA yang keren itu kalau tahu table manners.. makan steak dgn pisau di kanan dan garpu di tangan kiri.., makan gorengan di tangan kanan dengan cabe rawit di tangan kiri pun perkara sepele yang salah tapi sering dikerjakan..., TAPI ah ternyata makan secara islami tidak mengajarkan demikian..., makanlah dengan tangan kanan karena yang makan dengan tangan kiri adalah setan...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau weekend jalan2 dengan keluarga ke mall atau tempat rekreasi lainnya..harmonis...TAPI akankah berkumpul kelak di akhirat jika suami hanya mengajak istri dan keluarga pada hal2 keduniaan lupa pada hakikat hidup yang sebenarnya...suami bahkan tidak tahu jika selama ini istrinya belum tahu cara wudhu yg benar...!

DULU DIKIRA yang keren itu yang sekolah tinggi...dengan gelar sejembreng..., TAPI ah subhanallah..sekarang sudah terbukti satu persatu bahwa hal2 tersebut justru menjerumuskan pada keburukan dan kecacatan akidah..., 
Apalah artinya pengorbanan uang tenaga waktu jika yang didapat tidak bisa menyelamatkanmu dari adzab Allah..., malah dengan akal pemberian Rabbmu kau putar balik perintah2Nya menjadi sesuai hawa nafsumu sendiri...

DULU DIKIRA yang keren itu banyak lagi..., TAPI semua ternyata gak ada artinya jika tidak sejalan dengan perintah Allah dan RasulNya. Apalagi jika jelas2 bertentangan...

AH TERNYATA,
Dunia ini menipu .......
Dunia ini senda gurau belaka.
Segeralah menyerah pada Rabbmu,
Sebelum kau tertipu lebih banyak lagi

Share dari Prof. Djoko S Damardjati
9
Source : http://hilmanmuchsin.blogspot.co.id/2016/02/dulu-dikira-tapi-ah-ternyata.html

Adabul Insan : Pasal Ketujuh & Kedelapan

By argimargie   Posted at  Februari 04, 2016   Book No comments

KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang Ketujuh: Adab Mengaji Ilmu.


Bermula wajib atas tiap-tiap mukalaf yakni akil baligh bahwa ia menuntut ilmu yang wajib yaitu ilmu sifat dua puluh dan ilmu rukun-rukun dan ilmu halal haram lantas ia beramal amalan yang wajib yaitu seperti sembahyang, puasa, dan qodo sembahyang jika ada qodonya. Maka jikalau ada tempo lagi beserta ada ongkos  maka hendaklah ia belajar ilmu, maka ia belajar fikih dan ilmu halal haram dari kitab-kitab yang kecil-kecil saja dahulu dan dia belajar pulalah seperti sorof dan nahu sekedar yang membantu mengertikan ilmu fikih,  maka jangan membaca sorof saja atau nahu bertahun-tahun padahal tiada membaca fikih. Maka misalnya seperti masakan yang tiada ada garamnya dan bumbunya, maka tiada tepungnya atau tiada berasnya maka tiadalah berguna dan jangan pula membaca ilmu usul yang dalam-dalam nanti dikhawatirkan goncang imannya dan jangan pula dipelajarkan segala masalah yang sulit-sulit dibuat bangga (untuk bangga-bangaan,pen) sekiranya jika tiada ada yang bisa jawab, maka kelihatanlah lebih ilmunya daripada yang lain-lain . Maka misalnya itu seperti ayam jago jika menang berkelahi memekarkan sayapnya, merah jenggernya, dan nyaring keruyuknya, maka sekalian kelakuan orang yang begitu terbenci di dalam aturan ulama. Dan lagi apakah keuntungannya di dalam yang demikian itu. Sebagai lagi jangan ia membaca kitab-kitab yang besar maka ditakuti bahwa nanti itu kitab ke barat ia ke timur adanya.



Pasal yang Kedelapan: Adab Kelakuan Guru yang Mengajar

Bermula syaratnya sekurang-kurangnya yaitu mesti ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang lagi ia mengajarkan dengan pelajarannya yang dari guru yang benar ajarannya dan syaratnya pula dengan sebagaimana pahamnya anak-anak muridnya sebegitulah ia mengajarkan mereka maka jangan ia mengeluarkan masalah yang sulit-sulit yaitu yang tiada dipaham oleh muridnya.
Maka bersaba-saba lah ia sekalipun anak muridnya itu berkata haya…haya…dengan tiada paham maknanya. Maka apalah gunanya melisankan sebanyak-banyaknya dikata oleh orang: oh guru si anu dia punya takrir kelewat dalam hingga tafsir bismillah saja dua hari tiada habisnya. Maka sebegitulah saja gunanya adanya. Tetapi sekalian itu bersalahan pada aturan kelakuan ulama dan syaratnya pula bahwa jangan segera menjawab pada suatu masalah melainkan jika telah sungguh-sungguh mengetahui akan jawabnya dan jangan mengajarkan dengan kitab-kitab yang besar yang ia\sendiri belum mengerti akan isinya, istimewa pula yang mendengar daripadanya  dan jangan berani mengajar tafsir Quran sebab terlalu banyak syaratnya yang  suci adanya pada ahli zaman sekarang ini di tanah jawa jua adanya.

Adabul Insan : Pasal Kelima & Keenam

By argimargie   Posted at  Februari 04, 2016   Book 1 comment


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi



Pasal yang Kelima: Adab Kelakuan Bapak Mengajar Anak-anak

Bermula terlebih fardhu atas bapak bahwa mengajarkan anaknya mengaji atau menyerahkan kepada guru yang betul ajarannya, maka setelah ia tammat maka diajarkannya ilmu yang wajib-wajib yaitu sifat dua puluh dan rukun-rukun dan diperintahkan dia membuat ibadah yang wajib dan menjauhkan segala yang haram dan diperintahkan dia bercampur kepada orang baik-baik supaya mendapat ikut kelakuan yang baik dan dicegahkan daripada bercampur kepada orang-orang jahat atau anak-anak yang tiada dapat ajaran sebab itu menarik pada perangai jahat dan dicegahkan pula daripada mengadu-ngadu seumpama jangkrik atau ayam atau kelapa, supaya jangan perangainya suka mengadu satu sama lain. Ditakuti nanti ia suka adu hadarah atau adu qiraat atau adu ilmu, maka kesudahannya itu menjadi kebinasaan dunia akhirat adanya.
Sebagai lagi hendaklah diajarkan dia memegang suatu pekerjaan pencaharian yang halal dengan aturan yang baik dan diajarkan dia berlaku dengan kelakuan yang tersebut di pasal-pasal kitab ini, maka dengan pengajaran yang tersebut ini diharap bahwa itu anak bolehlah ia menjadi orang baik-baik menyenangkan ayah bundanya.


Adapun anak-anak pun kurang hormat kepada orang tuanya atau dia punya kejahatan tingkah laku  atau perangai, maka sekalian itu terdapat dari sebab kurang pengajaran yang tersebut. Maka daripada itu jikalau dimaki padanya dikata pedas engkau kurang ajar dan syahdan dihikayatkan bahwa ada seorang datang mengadukan hal anaknya kepada satu pendeta (alim ulama, red) dengan katanya: bahwa anakku telah tabok mukaku . Berkata pendeta itu kepada orang itu: apakah engkau telah ajar anakmu mengaji? Maka berkata orang itu : belum. Maka berkata pendeta: apakah sudah itu anak bercampur pada orang baik-baik? Maka berkata orang itu: belum.  Maka berkata pendeta itu: apa saja pekerjaan anakmu itu? Maka berkata orang itu: hanya hamba suruh mengangon sapi, maka berkata pendeta itu: dari itu anak belum dapat membedakan antara kepala sapi dengan kepalamu.




Pasal yang Keenam: Adab Murid kepada Guru yang Mengajar Quran atau Imu Agama yang Betul Ajarannya sebagai yang tersebut di Pasal Kedelapan.

Bermula fardhu atas anak murid bahwa ia memberi hormat kepada gurunya sekalipun ajarannya itu dengan upah sebab segala kebajikan dunia akhirat yang anak murid dapat itu sebabnya dari lantaran gurunya punya ajaran dan punya pertunjukan, maka segala kebajikan itu tiadalah ada hingganya.  Maka sekedar hormat anak murid kepada gurunya sebegitulah ia dapat berkah ilmunya yakni gunanya di dunia dan akhirat.


Adapun orang yang tiada hormat kepada gurunya tiadalah dapat berkah ilmunya. Adapun orang yang berdengki pada gurunya atau membalas jahat kepadanya, maka itulah sehabis-habis jahat di dunia dan akhirat jua adanya.

Adabul Insan : Pasal Ketiga & Keempat

By argimargie   Posted at  Februari 04, 2016   Book 1 comment


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang Ketiga: Adab orang Kecil Punya Kelakuan yang Patut Kepada Orang Besar

Bermula patut atas sekalian orang yang duduk di bawah teduh keadilan bahwa sekalian itu mesti ingat baik-baik akan keadilan punya kebajikan atas sekalian  dan patut sekalian akan menerima kasih (berterimakasih, pen) banyak dengan segala kehormatan atas keadilan punya kasihan memelihara akan kita sekalian hingga kita dapat segala kenangan atas kehidupan kita dan atas memelihara akan anak bini kita dan atas menjalankan agama kita dengan tiada ada yang berani menyakiti atas kita atau atas agama kita atau harta kita, maka sekalian itu dapat dari pemerintahan punya kekuatan dan punya menjalankan keadilannya atas rakyat sekalian adanya.
Adapun yang dikata orang yang menerima kasih yaitulah orang menuruti perintah negara serta menjauhkan segala larangan dengan kelakuan orang yang baik-baik yang terpuji di mata orang baik-baik, maka bukan ia orang yang cuma berkata terima kasih padahal ia melanggar perintah negara adanya.
Sebagai lagi orang yang tiada dapat ingat akan keadilan punya baik kepada anak-anak negeri, maka sekira-kiranya jikalau ia dapat tinggal di dalam suatu dusun yang tiada ada polisi di dalamnya, maka tentulah ia dapat takut atas jiwanya dan atas hartanya dan atas anak bininya dan apabila ia mendapat suatu kesusahan atau kegagahan daripada manusia, maka tiadalah ia dapat yang menolong akan dia, maka ketika itulah baru ia mengerti dan ia dapat ingat akan kesenangan orang-orang yang duduk di bawah teduh keadilan pemerintahan.
Adapun umpamanya itu seperti orang yang dapat kedatangan kemiskinan hingga melarat, ketika itulah ia dapat ingat kekayaan punya senang dan demikian pula sepertinya orang yang dapat sakit badan ketika itulah ia dapat ingat kesegarannya badan punya enak. Maka dari itu diketahui bahwasanya paling jahat manusia yaitu yang tiada berterima kasih kepada keadilan dengan melanggar larangannya atau perintahnya, maka patut dikata bahwa orang itu paling jahat sebab dia membalas jahat kepada yang membuat kebaikan kepadanya. Dan patut pula dikata akan orang itu paling bodo, sebab dia tarik kecelakaan atas dirinya sendiri adanya.
Sebagai lagi orang yang melanggar aturan negeri dengan sangkanya atau pikirannya yang pendek bahwa ia nanti boleh dapat suatu keuntungan bagi dirinya, maka sebenarnya itu dia mesti dapat kecelakaan atas dirinya maka upamanya itu ibarat seorang yang dilarang oleh yang memeliharakannya atas berjalan di dalam suatu jalan yang ada di dalamnya segala barang tajam dan segala lubang, maka  ia berjalan juga dengan sengaja hingga ia dapat luka dan jatuh di dalam lubang, maka semuanya itu dari karena dia punya salah sendiri melanggar larangan yang memeliharakan dia.



Pasal yang Keempat: Adab Orang yang Muda kepada Orang Tua.

Bermula sebagaimana terpuji membuat kehormatan yang muda kepada emak bapak dan kepada guru-guru, maka demikian pula terpuji membuat kehormatan kepada orang tua-tua yaitu dengan memuliakan memberi salam kepadanya dan memberi kelakuan yang baik kepadanya dan berduduk di sebelah bawah daripadanya dan berjalan di sebelah belakang daripadanya dan mendengar nasihatnya jika ia memberi nasihat dan jangan menjawab dengan perkataan yang kasar kepadanya dan jangan membawa tingkah laku ( terburu-buru, pen ) muda di hadapannya.


Adapun orang yang memberi hormat orang yang lebih tua daripadanya maka diharapkan panjang umurnya dengan mendapat segala kehormatan daripada orang-orang yang lebih muda daripadanya. Maka demikianlah yang sudah-sudah balasan Tuhan robbil alamin kepada hambaNya.

Adabul Insan : Pasal Pertama & Kedua

By argimargie   Posted at  Januari 27, 2016   Book No comments


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang pertama:  Adab Hamba kepada Tuhannya

Bermula setelah si hamba mengenal pada Tuhan rabbul alamin dengan segala sifatNya yang wajib yang dari pada itu bahwasanya Allah taala amat mengetahui dan amat melihat dan amat mendengar dan bahwasanya Allah ta ala berjanji memberi surga kepada hambanya yang mengerjakan perintahnNya lagi menjauhkan laranganNya. Dan berjanji menyiksa dengan api neraka atas yang meninggalkan perintahNya atau melanggar laranganNya, maka tentulah si hamba yang berimanitu mengerjakan segala yang wajib atasnya seupama mengaji, sembahyang, puasa, dan menjauhkan segala maksiat dan tentulah ia turut perjalanan orang baik-baik yang ada sebutannya di dalam pasal ini.








Pasal yang kedua:  Adab Anak-anak kepada ayah bundanya

Bermula telah tersebut di dalam Quran perintah Allah taala membuat ibadat kepadaNya dan membuat kebajikan kepada ayah bundanya dengan firman Allah taala: Wa’budulloh walatusyriku bihi syaia. Wabil walidaini ihsana. Artinya: sembah oleh kamu kepada Allah taala dan jangan kamu menyekutui Allah taala akan sesuatu dan pada ayah bunda kamu membuat kebajikan adanya. Maka dari ini dalil Quran diketahui akan wajib membuat kebajikan kepada ayah bunda dengan perintahnya Allah taala atas yang demikian itu.
Adapun artinya membuat kebajikan kepada ayah bunda yaitu mendengar kata keduanya dan merendahkan diri bagi keduanya dan jangan membalas dengan perkataan yang kasar atau dengan suara keras atau membentak-bentak pada keduanya dan jangan memasamkan muka pada keduanya dan seboleh-boleh si anak mengenakkan hati keduanya dengan sebagaimana kuasanya. Maka, apabila keduanya itu salah satunya tiada mampu mencari maka wajib atas si anak yang mampu bahwa ia membalas memberi nafkah bagi orang tuanya itu dengan sekedar mampunya sebagai lagi hendaklah senantiasa (waktu) bahwa si anak mengingat-ingat kecintaan ayah bunda padanya dari waktu diberanakkan hingga besarnya dengan beberapa capek keduanya dan bergadang senantiasa malam akan memeliharakannya dengan pula beberapa pengasihnya yang sudah dikasih kepada nya dari kecilnya hingga besarnya. Maka orang yang sudah merasai melihara anak, barulah ia dapat tahu bahwa ayah bundanya punya kebaikan kepadanya bukan sedikit adanya.

Sebagai lagi orang yang membuat kebajikan kepada ayah bundanya maka tentulah nanti ia dapat kebajikan dari anak buahnya. Dan demikian pula orang yang yang menyusahkan hati ayah bundanya maka tentulah ia nanti pun mendapat susah dari pada anak buahnya. Demikianlah yang sudah-sudah bahwa ia balas Tuhan kepada hambaNya adanya. Sebagai lagi orang yang membuat jahat kepada ayah bundanya  maka mudahlah atasnya membuat jahat kepada lainnya jua adanya.
Connected

© 2009-2023 In My Weird Brain. WP Mythemeshop converted by Bloggertheme9.
Powered by Blogger.
back to top