Silenzio Stampa Nerazzurri

By argimargie   Posted at  Februari 15, 2016   Sports No comments


Lagi-lagi klub kesayangan harus kalah dari salah satu tim di lima besar klasemen sementara seri A. Kecewa pisan lah rasanya apalagi bermacam bully-bullyan dateng dari temen-temen yang notabene tifosi Juve dan Milan. Rada ngenes rasanya ngeliat klub mereka merajalela dipapan atas. Semalem Inter takluk dari Fiorentina yang sekarang naik ke peringkat ketiga klasemen. Naasnya gol penentu terjadi dimenit akhir injury time, seperti yang udah sering kejadian sebelumnya kalo lini belakang Inter rawan dimenit-menit akhir. Dan hal ini pun semalem terjadi lagi, ditambah pula kartu merah Telles dipermulaan babak kedua jadi salah satu sebab gagal dapet minimal satu poin. 
\
Padahal Inter sempet unggul lebih dulu lewat kreasi serangan dari Kondogbia-Palacio-Brozovic di babak pertama. Tapi emang permainan tim bisa dibilang lebih menurun dibanding setengah musim pertama. Buktinya ball posession Inter yang sekarang turun drastis setiap kali pertandingan, ngga cuma lawan tim papan atas tapi lawan tim-tim medioker juga sering kalah. Handanovic yang udah terkenal lewat blok-blok terhadap tendangan pun akhirnya jebol terus karena pertahanan tim terlalu rapuh membendung serangan tim-tim Italia yang sekarang. Akibat kekalahan terakhir staff tim Inter tidak menghadiri konferensi pers setelah pertandingan (Silenzio Stampa) di Artemio Franchi . Harusnya sih dari kemarin-kemarin ya begini bukannya semalem.

Dalam sebulan terakhir begitu cepetnya posisi Inter turun dari peringkat satu ke peringkat lima. Selisih poin ketinggalan 12 angka dari Juve dan tinggal unggul dua poin dari Milan di peringkat enam. Dan Milan akhir-akhir ini juga udah mulai sering menang. Melihat kualitas tim Inter bisa dibilang lumayan untuk target finish 3 besar, cuma emang posisi fullback kualitasnya ketinggalan sama tim lain. Yang paling mengecewakan pelatihnya masih merubah rubah formasi terus sampe tadi malem. Sebenernya ini inti dari buruknya performa Inter sebulan terakhir. Pokoknya kecewa lah sama Mancini yang belum bisa ngebentuk tim sejauh ini, padahal semua pemain yang dia butuh berhasil didatangkan diawal musim.

Please bring Mourinho back to Meazza Pak Erick !!!!!!!!



Adabul Insan : Pasal Kesebelas, Keduabelas & Ketigabelas

By argimargie   Posted at  Februari 14, 2016   Book No comments


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi

Pasal yang Kesebelas: Adab Pergi Sembahyang Hari Raya

Bermula sunah mandi dan memakai pakaian yang paling bagus yang harus dipakai dan yang harum. Adapun jikalau hari raya Syawal maka sunah makan sebelumnya pergi sembahyang dan jikalau hari raya haji maka sunah bersembahyang lebih dahulu dari makan dan sunah segera-segera sembahyang Ied keduanya itu kira-kira pukul tujuh lebih afdol dan juga mandi… luas waktu melebaran sesudahnya sembahyang Ied sebagai lagi tiada sunah berebut bersalaman pada khotib waktu turun dari mimbar atau cium pusarnya malahan itu bidah dan tiada sunah bercium satu sama lain.
Adapun bermaaf-mafan satu sama lain maka yaitu terpuji pada syar’i kapan saja masanya demikianlah adanya.



                                                                                                                                                           Pasal yang Keduabelas: Adab Pergi Menengok Orang Sakit

Bermula jikalau pergi kepada orang yang sakit maka jangan lama-lama duduk di tempatnya melainkan jika orang yang sakit itu minta ia lama duduk padanya dan jangan membawa cerita yang menakuti atau menjengkelkan kepada yang sakit itu atau menyusahkan hatinya dan sekalipun yang sakit sudah payah maka jangan kasi tampak padanya bahwa ia dekat mati dengan menangis di hadapannya atau minta maaf padanya.
Adapun sunah yaitu menyenangkan hati yang sakit dengan cerita-cerita menyenangkan hatinya dan mengharapkan sembuhnya. Adapun jikalau sangat payahnya maka dibacakan Surat Yassin dan Talkinkan di kupingnya laa ilaha illallah.      

                                                                                           

                                                                                                                           
Pasal yang Ketigabelas: Adab Pergi Melawat ke Rumah Orang yang Kematian

Bermula sunah membawa makanan yang matang atau sedekah kepada ahli mayyit dan menghiburkan hatinya dan mendoakan yang mati atau membacakan Quran dan tahlil sekalipun sebelumnya dimandikan mayyit itu maka jangan bercerita banyak atau mengocok-ocok banyak tertawa maka sekalian itu patut di rumah orang kawin maka bukan di rumah orang kesusahan kematian

Demikian pula orang perempuan yang datang ke rumah orang kematian maka tiada patut mengomong ribut-ribut atau tertawa dibuat seperti hari bumbu di rumah orang kawin maka sekalian itu menumbuhkan kesusahan hati ahli mayyit dan juga bersalahan yang demikian itu pada aturan syar’i adanya.

Adabul Insan : Pasal Kesembilan & Kesepuluh

By argimargie   Posted at  Februari 14, 2016   Book No comments

KITAB  ADABUL INSAN

Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi

Pasal yang Kesembilan: Adab Membuat Ibadah kepada Allah Ta’ala

Bermula ibadah yang paling afdal itu membuat sembahyang dan puasa dan membaca qur’an dengan tajwidnya dan dengan tiada pakai adu qiroati dan membaca istigfar dan tahlil yang betul hurufnya dan lafadznya yang betul. Maka bukan hail atau lahit lahit maka sekalian ini dosa besar. Dan sunah membaca solawat dan doa-doa dan dzikir-dzikir yang warid yang telah diamalkan oleh Rasulullah  SAW yaitu seupama yang ada sekalian itu di kitab miskailhoir  adanya.

Adapun perkara masuk tarekat sopiyyah seupama tarekat naqsabandiyyah atau lain-lain tarekat maka yaitu banyak syaratnya maka macam kita belum sampai di pinggir pagarnya maka barang yang dikerjakan oleh orang-orang zaman sekarang yang dinamakan tarekat maka yaitu jauh sekali-kali pada hal ihwal ulama tarekat yang benar. Istemewa pula jika ada niat akan mendapat suatu keuntungan seupama barang yang manis atau pangkat memerintah atau kesaktian atau menjadi keramat, maka dengan yang demikian ini patut dikasi nama tarik ikat adanya. Sebagai lagi sekalipun niatnya akan mendapat pahala dan mendapat pangkat tinggi di perkara agama, akan tetapi tiadalah suci yang demikian itu dari ujub dan tekebur melebihkan diri daripada orang-orang yang tiada masuk tarikat.

Dengan keliru yang telah disebut oleh ulama –ulama tarekat yang benar yaitu yang dinamakan magrur yaitu orang yang menyangka dirinya benar sendiri, padahal sebenarnya ia salah dan ia keliru adanya. Sebagai lagi barangsiapa hendak mengetahui akan hal ihwal tarekat lebih panjang dari ini, maka adalah itu pada kitab “An nasihat anikah” dan kitab “ Wasyikatul Wafiyyah” dengan segala dalilnya dan telah di sahihkannya oleh ulama mufti Mekkah. Adapun jikalau ada yang berkehendak pada yang lebih pendek, maka ada pula sebuah risalah yang pendek bernama Buku Kecil Perkara Tarekat jua adanya.




Pasal yang Kesepuluh:  Adab Pergi Sembahyang Jumat

Bermula lebih dahulu  sunah mandi dan berpakaian yang putih lagi bersih lagi harum dan apabila hendak masuk masjid maka setelah ia masuk kaki kanan beserta membaca doa masuk masjid. Maka setelah ia masuk ke dalam masjid maka berniat sunat iktikaf dan sunah bersembahyang dua rakaat tahiyatul masjid jika tiada atasnya qodo sembahyang. 

Adapun jikalau ada atasnya qodo, maka bersembahyang qodo seboleh-bolehnya, kemudian  maka ia duduk membaca surat Al Kahfi  dan salawat sebelumnya waktu kotbah  dan membaca ia dengan suara perlahan –lahan , maka apabila khotib membaca khotbah , maka jangan lagi membaca suatu apa-apa dan jangan cerita (ngobrol, pen) melainkan wajib masing-masing memasang kupingnya mendengarkan  khotbah.    

Sebagai lagi hendaklah imam jumat itu terlebih mengerti hukum sembahyang dan terlebih baik bacaannya dan tingkah lakunya dan terlebih bersih putih pakaiannya jua adanya. 


Dulu Dikira, Tapi Ah Ternyata .......

By argimargie   Posted at  Februari 08, 2016   Inspiration No comments



DULU DIKIRA yang keren itu kalau bisa melafadzkan hermes, chanel atau louis vuitton dengan benar..., TAPI ternyata apalah artinya saat gak bisa bedakan lafadz huruf hijaiyah 'da' dan 'dza', 'ta' dan 'tsa', juga 'sya' dan 'sha'..., apalagi sampai usia segini belum bisa ngaji tartil...

DULU DIKIRA yang keren itu kalo bisa naik pesawat melancong keluar negeri lalu foto2 di berbagai negara, napak tilas artis2 terkenal..., TAPI ternyata apalah artinya saat gak pernah mengunjungi Baitullaah dan Masjid Rasulullaah..., dan usia keburu habis tak bisa dikembalikan...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau anak masih kecil bisa bahasa asing.. bhs inggris.., fasih nyanyiin lagu barat.., sehari2 tinggal di Indonesia dengan bahasa ibu bahasa asing..., TAPI ternyata apalah artinya saat ditanya siapa penciptanya bahkan anak gak bisa menyebut Allah dengan lantang...asing dengan doa sehari2 seolah gak pernah hidup untuk ibadah...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau suami istri matching kemana2 serasi.., dandanan mesti maksimal.., TAPI ternyata apalah artinya jika gak jadi partner untuk perkara akhirat.., gak saling tolong dan menasihati dalam perkara agama.., lebih pentingkan penampilan dibanding hakikat suami istri yang sesungguhnya...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau rumah bagus..ala rancangan arsitek yang kekinian.., TAPI ternyata apalah artinya jika yang paling dibenci adalah pengeluaran untuk pembangunan rumah2 secara mubazir.., apalagi jika di dalamnya tidak dipenuhi dengan ibadah dan jarang dibacakan ayat2 Allah...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau toilet mewah dan closet duduk..ala hotel dan rumah orang berada..., TAPI ternyata apalah artinya jika itu berlawanan dengan perintah Nabi kita yang justru lebih tahu perkara yang baik bagi umatnya dunia akhirat.., dan sungguh toilet itu rumahnya setan...betah berlama2 disana artinya betah di rumah setan...


DULU DIKIRA yang keren itu kalau tahu table manners.. makan steak dgn pisau di kanan dan garpu di tangan kiri.., makan gorengan di tangan kanan dengan cabe rawit di tangan kiri pun perkara sepele yang salah tapi sering dikerjakan..., TAPI ah ternyata makan secara islami tidak mengajarkan demikian..., makanlah dengan tangan kanan karena yang makan dengan tangan kiri adalah setan...

DULU DIKIRA yang keren itu kalau weekend jalan2 dengan keluarga ke mall atau tempat rekreasi lainnya..harmonis...TAPI akankah berkumpul kelak di akhirat jika suami hanya mengajak istri dan keluarga pada hal2 keduniaan lupa pada hakikat hidup yang sebenarnya...suami bahkan tidak tahu jika selama ini istrinya belum tahu cara wudhu yg benar...!

DULU DIKIRA yang keren itu yang sekolah tinggi...dengan gelar sejembreng..., TAPI ah subhanallah..sekarang sudah terbukti satu persatu bahwa hal2 tersebut justru menjerumuskan pada keburukan dan kecacatan akidah..., 
Apalah artinya pengorbanan uang tenaga waktu jika yang didapat tidak bisa menyelamatkanmu dari adzab Allah..., malah dengan akal pemberian Rabbmu kau putar balik perintah2Nya menjadi sesuai hawa nafsumu sendiri...

DULU DIKIRA yang keren itu banyak lagi..., TAPI semua ternyata gak ada artinya jika tidak sejalan dengan perintah Allah dan RasulNya. Apalagi jika jelas2 bertentangan...

AH TERNYATA,
Dunia ini menipu .......
Dunia ini senda gurau belaka.
Segeralah menyerah pada Rabbmu,
Sebelum kau tertipu lebih banyak lagi

Share dari Prof. Djoko S Damardjati
9
Source : http://hilmanmuchsin.blogspot.co.id/2016/02/dulu-dikira-tapi-ah-ternyata.html

Adabul Insan : Pasal Ketujuh & Kedelapan

By argimargie   Posted at  Februari 03, 2016   Book No comments

KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang Ketujuh: Adab Mengaji Ilmu.


Bermula wajib atas tiap-tiap mukalaf yakni akil baligh bahwa ia menuntut ilmu yang wajib yaitu ilmu sifat dua puluh dan ilmu rukun-rukun dan ilmu halal haram lantas ia beramal amalan yang wajib yaitu seperti sembahyang, puasa, dan qodo sembahyang jika ada qodonya. Maka jikalau ada tempo lagi beserta ada ongkos  maka hendaklah ia belajar ilmu, maka ia belajar fikih dan ilmu halal haram dari kitab-kitab yang kecil-kecil saja dahulu dan dia belajar pulalah seperti sorof dan nahu sekedar yang membantu mengertikan ilmu fikih,  maka jangan membaca sorof saja atau nahu bertahun-tahun padahal tiada membaca fikih. Maka misalnya seperti masakan yang tiada ada garamnya dan bumbunya, maka tiada tepungnya atau tiada berasnya maka tiadalah berguna dan jangan pula membaca ilmu usul yang dalam-dalam nanti dikhawatirkan goncang imannya dan jangan pula dipelajarkan segala masalah yang sulit-sulit dibuat bangga (untuk bangga-bangaan,pen) sekiranya jika tiada ada yang bisa jawab, maka kelihatanlah lebih ilmunya daripada yang lain-lain . Maka misalnya itu seperti ayam jago jika menang berkelahi memekarkan sayapnya, merah jenggernya, dan nyaring keruyuknya, maka sekalian kelakuan orang yang begitu terbenci di dalam aturan ulama. Dan lagi apakah keuntungannya di dalam yang demikian itu. Sebagai lagi jangan ia membaca kitab-kitab yang besar maka ditakuti bahwa nanti itu kitab ke barat ia ke timur adanya.



Pasal yang Kedelapan: Adab Kelakuan Guru yang Mengajar

Bermula syaratnya sekurang-kurangnya yaitu mesti ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang lagi ia mengajarkan dengan pelajarannya yang dari guru yang benar ajarannya dan syaratnya pula dengan sebagaimana pahamnya anak-anak muridnya sebegitulah ia mengajarkan mereka maka jangan ia mengeluarkan masalah yang sulit-sulit yaitu yang tiada dipaham oleh muridnya.
Maka bersaba-saba lah ia sekalipun anak muridnya itu berkata haya…haya…dengan tiada paham maknanya. Maka apalah gunanya melisankan sebanyak-banyaknya dikata oleh orang: oh guru si anu dia punya takrir kelewat dalam hingga tafsir bismillah saja dua hari tiada habisnya. Maka sebegitulah saja gunanya adanya. Tetapi sekalian itu bersalahan pada aturan kelakuan ulama dan syaratnya pula bahwa jangan segera menjawab pada suatu masalah melainkan jika telah sungguh-sungguh mengetahui akan jawabnya dan jangan mengajarkan dengan kitab-kitab yang besar yang ia\sendiri belum mengerti akan isinya, istimewa pula yang mendengar daripadanya  dan jangan berani mengajar tafsir Quran sebab terlalu banyak syaratnya yang  suci adanya pada ahli zaman sekarang ini di tanah jawa jua adanya.

Adabul Insan : Pasal Kelima & Keenam

By argimargie   Posted at  Februari 03, 2016   Book 1 comment


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi



Pasal yang Kelima: Adab Kelakuan Bapak Mengajar Anak-anak

Bermula terlebih fardhu atas bapak bahwa mengajarkan anaknya mengaji atau menyerahkan kepada guru yang betul ajarannya, maka setelah ia tammat maka diajarkannya ilmu yang wajib-wajib yaitu sifat dua puluh dan rukun-rukun dan diperintahkan dia membuat ibadah yang wajib dan menjauhkan segala yang haram dan diperintahkan dia bercampur kepada orang baik-baik supaya mendapat ikut kelakuan yang baik dan dicegahkan daripada bercampur kepada orang-orang jahat atau anak-anak yang tiada dapat ajaran sebab itu menarik pada perangai jahat dan dicegahkan pula daripada mengadu-ngadu seumpama jangkrik atau ayam atau kelapa, supaya jangan perangainya suka mengadu satu sama lain. Ditakuti nanti ia suka adu hadarah atau adu qiraat atau adu ilmu, maka kesudahannya itu menjadi kebinasaan dunia akhirat adanya.
Sebagai lagi hendaklah diajarkan dia memegang suatu pekerjaan pencaharian yang halal dengan aturan yang baik dan diajarkan dia berlaku dengan kelakuan yang tersebut di pasal-pasal kitab ini, maka dengan pengajaran yang tersebut ini diharap bahwa itu anak bolehlah ia menjadi orang baik-baik menyenangkan ayah bundanya.


Adapun anak-anak pun kurang hormat kepada orang tuanya atau dia punya kejahatan tingkah laku  atau perangai, maka sekalian itu terdapat dari sebab kurang pengajaran yang tersebut. Maka daripada itu jikalau dimaki padanya dikata pedas engkau kurang ajar dan syahdan dihikayatkan bahwa ada seorang datang mengadukan hal anaknya kepada satu pendeta (alim ulama, red) dengan katanya: bahwa anakku telah tabok mukaku . Berkata pendeta itu kepada orang itu: apakah engkau telah ajar anakmu mengaji? Maka berkata orang itu : belum. Maka berkata pendeta: apakah sudah itu anak bercampur pada orang baik-baik? Maka berkata orang itu: belum.  Maka berkata pendeta itu: apa saja pekerjaan anakmu itu? Maka berkata orang itu: hanya hamba suruh mengangon sapi, maka berkata pendeta itu: dari itu anak belum dapat membedakan antara kepala sapi dengan kepalamu.




Pasal yang Keenam: Adab Murid kepada Guru yang Mengajar Quran atau Imu Agama yang Betul Ajarannya sebagai yang tersebut di Pasal Kedelapan.

Bermula fardhu atas anak murid bahwa ia memberi hormat kepada gurunya sekalipun ajarannya itu dengan upah sebab segala kebajikan dunia akhirat yang anak murid dapat itu sebabnya dari lantaran gurunya punya ajaran dan punya pertunjukan, maka segala kebajikan itu tiadalah ada hingganya.  Maka sekedar hormat anak murid kepada gurunya sebegitulah ia dapat berkah ilmunya yakni gunanya di dunia dan akhirat.


Adapun orang yang tiada hormat kepada gurunya tiadalah dapat berkah ilmunya. Adapun orang yang berdengki pada gurunya atau membalas jahat kepadanya, maka itulah sehabis-habis jahat di dunia dan akhirat jua adanya.

Adabul Insan : Pasal Ketiga & Keempat

By argimargie   Posted at  Februari 03, 2016   Book 1 comment


KITAB  ADABUL INSAN


Oleh:  Sayid Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Al Alawi


Pasal yang Ketiga: Adab orang Kecil Punya Kelakuan yang Patut Kepada Orang Besar

Bermula patut atas sekalian orang yang duduk di bawah teduh keadilan bahwa sekalian itu mesti ingat baik-baik akan keadilan punya kebajikan atas sekalian  dan patut sekalian akan menerima kasih (berterimakasih, pen) banyak dengan segala kehormatan atas keadilan punya kasihan memelihara akan kita sekalian hingga kita dapat segala kenangan atas kehidupan kita dan atas memelihara akan anak bini kita dan atas menjalankan agama kita dengan tiada ada yang berani menyakiti atas kita atau atas agama kita atau harta kita, maka sekalian itu dapat dari pemerintahan punya kekuatan dan punya menjalankan keadilannya atas rakyat sekalian adanya.
Adapun yang dikata orang yang menerima kasih yaitulah orang menuruti perintah negara serta menjauhkan segala larangan dengan kelakuan orang yang baik-baik yang terpuji di mata orang baik-baik, maka bukan ia orang yang cuma berkata terima kasih padahal ia melanggar perintah negara adanya.
Sebagai lagi orang yang tiada dapat ingat akan keadilan punya baik kepada anak-anak negeri, maka sekira-kiranya jikalau ia dapat tinggal di dalam suatu dusun yang tiada ada polisi di dalamnya, maka tentulah ia dapat takut atas jiwanya dan atas hartanya dan atas anak bininya dan apabila ia mendapat suatu kesusahan atau kegagahan daripada manusia, maka tiadalah ia dapat yang menolong akan dia, maka ketika itulah baru ia mengerti dan ia dapat ingat akan kesenangan orang-orang yang duduk di bawah teduh keadilan pemerintahan.
Adapun umpamanya itu seperti orang yang dapat kedatangan kemiskinan hingga melarat, ketika itulah ia dapat ingat kekayaan punya senang dan demikian pula sepertinya orang yang dapat sakit badan ketika itulah ia dapat ingat kesegarannya badan punya enak. Maka dari itu diketahui bahwasanya paling jahat manusia yaitu yang tiada berterima kasih kepada keadilan dengan melanggar larangannya atau perintahnya, maka patut dikata bahwa orang itu paling jahat sebab dia membalas jahat kepada yang membuat kebaikan kepadanya. Dan patut pula dikata akan orang itu paling bodo, sebab dia tarik kecelakaan atas dirinya sendiri adanya.
Sebagai lagi orang yang melanggar aturan negeri dengan sangkanya atau pikirannya yang pendek bahwa ia nanti boleh dapat suatu keuntungan bagi dirinya, maka sebenarnya itu dia mesti dapat kecelakaan atas dirinya maka upamanya itu ibarat seorang yang dilarang oleh yang memeliharakannya atas berjalan di dalam suatu jalan yang ada di dalamnya segala barang tajam dan segala lubang, maka  ia berjalan juga dengan sengaja hingga ia dapat luka dan jatuh di dalam lubang, maka semuanya itu dari karena dia punya salah sendiri melanggar larangan yang memeliharakan dia.



Pasal yang Keempat: Adab Orang yang Muda kepada Orang Tua.

Bermula sebagaimana terpuji membuat kehormatan yang muda kepada emak bapak dan kepada guru-guru, maka demikian pula terpuji membuat kehormatan kepada orang tua-tua yaitu dengan memuliakan memberi salam kepadanya dan memberi kelakuan yang baik kepadanya dan berduduk di sebelah bawah daripadanya dan berjalan di sebelah belakang daripadanya dan mendengar nasihatnya jika ia memberi nasihat dan jangan menjawab dengan perkataan yang kasar kepadanya dan jangan membawa tingkah laku ( terburu-buru, pen ) muda di hadapannya.


Adapun orang yang memberi hormat orang yang lebih tua daripadanya maka diharapkan panjang umurnya dengan mendapat segala kehormatan daripada orang-orang yang lebih muda daripadanya. Maka demikianlah yang sudah-sudah balasan Tuhan robbil alamin kepada hambaNya.
Connected

© 2009-2023 In My Weird Brain. WP Mythemeshop converted by Bloggertheme9.
Powered by Blogger.
back to top